Ayo berdakwah !
AYO BERDAKWAH !
(Judul asli :
peringatan penting !)
1. Kami menyeru
kepada para bapak dan ibu yang telah lanjut usia (dan yang belum –pen),
terkhusus bagi yang terlewatkan dari menuntut ilmu diwaktu mudanya untuk
bersungguh-sungguh memperhatikan pembenaran ibadah mereka agar –dengan idzin
Allah – mereka mendapatkan khusnul khotimah dan agar mereka bisa beribadah
kepada Allah diatas ilmu.
Didapati
diantara manusia ada yang tidak baik(benar) bacaan Al-fatehah-nya, padahal
membaca Al-Fatehah adalah salah satu rukun dari rukun-rukun shalat, maka
solusinya adalah dengan dia kembali mempelajari apa yang paling dibutuhkan oleh
seorang muslim dari urusan agamanya melalui putra putrinya yang masih aktif
belajar atau melalui para tholabul ilmi(penuntut ilmu).
Yang demikian
itu karena Allah Ta’ala telah berfirman:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ
إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
‘’Maka
bertanyalah kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui’’( Al-Anbiya : 7)
Dan berhati-hatilah
wahai muslim! Jangan sampai iblis menipumu kemudian mendorongmu untuk
menyombongkan diri dari belajar kepada orang yang lebih rendah(muda)darimu.
Sesungguhnya
para sahabat yang mulia radliallahu ‘anhum ajma’in, diutus kepada mereka Rasulullah untuk mengajari mereka, padahal mereka telah
menjadi bapak-bapak ataupun telah menjadi kakek-kakek, namun mereka mau
mengambil ilmu dari Rasulullah walaupun mereka lebih tua umurnya dari beliau.
2. Kami juga
menyeru kepada para pemuda dan pemudi yang telah Allah bukakan dan mudahkan
bagi mereka jalan-jalan ilmu dan ma’rifat, maka tunaikanlah apa yang telah
diwajibkan(untuk mendakwahkan ilmunya-pen) atas mereka dengan cara yang benar,
janganlah kalian menganggap kecil diri-diri kalian didalam memperbaiki
kesalahan-kesalahan karib – kerabatmu, orang tua, kakek – nenek, saudara dan
selain mereka dengan alasan usia yang masih muda, bahkan wajib atas kalian
mengajari mereka dengan lemah lembut, sopan dan bijaksana sebagai bentuk
pengamalan terhadap sabda Nabi:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ
الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا
يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
‘’Sesungguhnya Allah itu lembut dan menyukai kelembutan pada semua
urusan. Dan Allah memberikan pada kelembutan apa yang tidak Dia berikan pada
selainnya’’. (HR Bukhori dari Ibunda Aisyah radliallahu ‘anhuma . hadits no
4697)
Al-Muarrikhun (ahli sejarah) mengkisahkan bahwa Hasan dan Husain (cucu
Rasulullah)radliallahu ‘anhuma melihat seorang lelaki yang telah tua yang tidak
benar dalam wudlunya, keduanya ingin mengajari orang tua itu dengan lemah
lembut maka keduanyapun mendatanginya seraya mengatakan: “ wahai paman ! kami
berdua berselisih siapa diantara kami yang paling baik wudlunya, maka kami
ingin agar paman yang menetapkannya(menilainya)’, maka keduanyapun berwudlu
dihadapan orang tua tadi kemudian mengatakan ‘wahai paman putuskanlah’ !. Diapun
berkata: ‘’sungguh kalian berdua telah melakukannya dengan baik(sama baiknya),
semoga Allah memberkahi kalian berdua, siapakah kalian’?. Hasan dan Husain pun
berkata : ‘’kami adalah Hasan dan Husain anak dari Ali bin Abi Tholib’’, orang
tua itupu langsung mendekap keduanya seraya mengatakan ,’’Sebagiannya adalah
keturunan sebagian yang lain (mereka telah mewarisi kemuliaan orang
tuanya-pen).
Ahli sejarah juga mengisahkan bahwa pada hari Umar bin Abdul Azis
diangkat menjadi Khalifah, beliaupun menguburkan khalifah sebelumnya yaitu
Sulaiman bin Abdul Malik, kemudian langsung menunaikan tugasnya, beliaupun
mengembalikan harta-harta(*) kebaitul mal, beliaupun terus begadang
untuk menjual perhiasan, kuda pengangkut beban, kemah besar, dan membebaskan
para budak(dayang) dan mengembalikannya kekeluarganya masing-masing hingga
terbit pagi hari, namun beliau terus melanjutkan pekerjaannya hingga datang
waktu dzuhur, lalu beliaupun shalat dhuhur kemudian beliu beranjak hendak
qoilullah (tidur sejenak disiang hari). Datanglah anaknya Abdul Malik bin Umar
dan berkata:’’ wahai Amirulmukminin!, apa yang hendak engkau lakukan ‘’?,
beliaupun menjawab: ‘’wahai anakku!, aku ingin tidur sebentar’. Abdul malikpun
berkata : ‘’apakah engkau akan tidur padahal engkau belum mengembalikan
barang-barang yang diambil secara dlolim? , beliaupun menjawab ‘’duhai anakku,
aku telah begadang semalaman mengurus urusan pamanmu Sulaiman, setelah tidur
aku akan kembali mengembalikan barang-barang yang diambil secara dlolim’’. Abdul
Malik berkata: ‘’ wahai Amirulmukminin ! siapa yang menjaminmu bahwa engkau
akan hidup sehingga bisa mengembalikan harta itu’?. Beliau berkata; ‘’wahai
anakku mendekatlah padaku!, lalu Abdul malik mendekat dan ayahandanya memeluk
dan mencium keningnya seraya berkata :’’ Segala puji bagi Allah yang telah
mengeluarkan dari rusukku seseorang yang membantuku dalam urusan agamaku’’.
Maka perhatikanlah !! –semoga Allah merahmatimu- bagaimana Abdul Malik tidak
mengecilkan dirinya untuk menasehati ayahandanya dan bagaimana Umar bin Abdul
Azis rahimahullah tidak sombong menerima nasehat itu, padahal beliau adalah
seorang khalifah sekaligus seorang ayah.
3. Ketahuilah !
bahwa wajib bagimu mempelajari apa yang
Allah fardlukan atasmu dari urusan-urusan agamamu. Khususkan waktu walau
sebentar, sebagaimana engkau telah mencurahkan waktumu yang terbesar untuk
urusan duniamu !.
Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita semua menuju apa yang
Dia cintai dan ridloi.
(*) bahasa aslinya القطائع Allahu A’lam .
Diterjemahkan dari : ‘’SYARH AD-DURUUSUL MUHIMMAH LI AMMATIL UMMAH’’
Disusun oleh : Muhammad bin Ali bin Ibrohim Al Arfaj
Ampel 14 Syawal 1437 H
Ampel 14 Syawal 1437 H