JAWAB DUA PERTANYAAN INI SEBELUM BERAMAL SHALIH...⁉
🎙Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
Sebagian salaf berkata: “Tidak didapati suatu perbuatan -walaupun kecil- KECUALI ditebar padanya dua catatan: kenapa dan bagaimana?
Yaitu:
❓▪Untuk apa kamu melakukannya?
❓▪Dan bagaimana kamu mengamalkannya?
🔳 YANG PERTAMA: pertanyaan tentang alasan dari perbuatan, pemicu, dan penyerunya;
▪apakah itu karena bagian kenikmatan yang dekat datangnya untuk yang beramal dan muncul dari tujuan-tujuan duniawi dalam hal cinta pujian manusia atau takut celaan mereka? Atau amalan itu untuk meraih sesuatu yang dicintai dengan segera atau menghindari hal yang dibenci dalam waktu dekat?
▪Ataukah pembangkit untuk berbuat itu dalam rangka menegakkan ‘ubudiyah(penghambaan), mencari kecintaan dan kedekatan kepada Rabb Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, dan menjadikannya perantara untuk mendekat kepada-Nya?
☝🏻Dan duduk permasalahan dari pertanyaan ini adalah:
Apakah kamu melakukan perbuatan ini karena Maula-mu(Allah) atau kamu melaksanakannya demi bagian kesenangan dan hawa nafsumu?
🔳 YANG KEDUA: pertanyaan tentang mengikuti Rasul – shalallahu ‘alaihi wasallam – dalam amalan ibadah itu.
Yaitu: apakah amalan itu termasuk yang disyariatkan melalui lisan Rasul-Ku atau amalan itu tidak Allah syariatkan dan ridhai?
👉🏻 SEHINGGA pertanyaan pertama tentang ikhlash, yang kedua tentang mutaba’ah.
💡Karena sungguh Allah tidak menerima suatu amalan kecuali dengan keduanya.
🚪Oleh karenanya, pintu keluar dari pertanyaan pertama dengan memurnikan ikhlas. Dan jalan keluar dari pertanyaan kedua dengan menerapkan mutaba’ah/ pengikutan kepada Rasulullah disertai keselamatan hati dari menentang untuk ikhlas dan selamat dari hawa nafsu yang melawan ittiba’(pengikutan kepada Rasulullah).
✍🏻 Maka, inilah hakikat hati yang selamat yang terkandung padanya keberhasilan dan kebahagiaan (di dunia dan akhirat).*
📖 Ighaatsatul Lahfaan min Mashaidisy Syaithan, Ibnul Qayyim, hal. 26 – 27.
Alih bahasa: al Ustadz Abu Yahya al Maidany