PAHALA ANTARA MENDENGAR DAN MEMBACA AL-QUR'AN
🎙Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah
PERTANYAAN:
"Apakah mendengar Al-Qur'an melalui radio setiap harinya sudah mencukupi dari membacanya?
Apakah pahala orang yang membaca dan yang menyimak itu sama? "
JAWABAN:
"Perbuatan ini tidak mencukupi dari membacanya.
Namun tidak diragukan bahwa orang yang menyimak ada pahala untuknya.
Dan dia bergabung dengan yang membacanya dalam hal pahala. Oleh karenanya, apabila seorang qari' melewati ayat sajadah, ia dan yang menyimak sujud(bersama).
Akan tetapi terkadang seseorang dihampiri rasa malas dan lelah sehingga ia ingin mendengar lantunan Al-Qur'an dari orang lain. Lalu, apabila ia melihat pada dirinya ketika mendengar dari orang lain lebih menarik perhatian dan lebih kuat dalam tadabbur serta lebih berfaidah bagi hatinya kemudian ia melakukannya (hanya mendengar tidak membaca) maka tidak mengapa.
❗Adapun jika ia mengambil hal itu sebagai rutinitas dan meninggalkan membacanya maka hal ini tidak patut. Dan tidak pula mencukupkan dari membacanya sendiri.
💡Sedangkan mana yang lebih banyak pahalanya, maka tidak diragukan lagi bahwa seseorang yang membaca Al-Qur'an itu lebih besar pahalanya karena pada bacaannya ada amalan dan sekaligus menyimak. Seseorang menggerakkan makhraj-makhraj huruf dengan mengucapkan, ini adalah amalan. Dan ia mendengar bacaannya dan menyimak, ini adalah menyimak.
👉🏻Namun terkadang ia berpaling dari memahami bacaannya, yang menjadikan lebih utama ketika tadabbur dan pemahamannya dari bacaan orang lain lebih kuat daripada ketika ia membacanya sendiri.
💡Dan pada masing-masingnya ada pembicaraan tersendiri.
☝🏻Namun jika meninjau kepada amalannya - dari sisi membaca adalah bentuk amalan - maka membaca (sendiri) itu lebih utama daripada mendengarkan. "
🌏 Sumber:
binothaimeen.net/content/10261
Alih bahasa: al Ustadz Abu Yahya al Maidany