Berikut dua hadits dari sahabat mulia Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ
“Jangan sekali-kali Anda meremehkan perkara yang ma'ruf (kebaikan) walau hanya menampakkan wajah ceria ketika Anda bertemu dengan saudaramu (sesama muslim).” [HR. Muslim, no. 2026]
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah.” [HR. At-Tirmidzi, no. 1956]
Senyum tulus, yang dilandasi keikhlasan, yang terpancar dari wajah seorang muslim merupakan amal yang tiada boleh disepelekan. Senyum bisa berbuah pahala.
Senyum tak semata memberi nilai dalam relasi sosial. Lebih dari itu, memiliki nilai yang bersifat ukhrawi (keakhiratan). Senyum bisa bernilai sedekah yang pahalanya bisa dituai di akhirat.
Allahu a'lam.
Ya, Allah... Ya Rabb, baguskanlah akhlak dan perilaku kami dan terimalah segenap amal ibadah kami.
Penulis al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafidzohulloh
🌾🌴🍃🌾🌴🍃🌾🌴🍃🌾
Tidak ada komentar