SIKAP MELAMPAUI BATAS
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
Allah Taala berfirman,
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا.
📚 Surah An-Nisa': 171
Sikap ghuluw (ekstrim) dalam beragama diantaranya menempatkan kedudukan seorang hamba melebihi dari kadarnya.
Nabi Isa 'alaihissalam dilekatkan padanya sebagai anak Allah sebagaimana terjadi pada kaum Nashara. Begitu pula terjadi pada kalangan Yahudi yang menempatkan Uzair sebagai anak Allah. Atau sikap dan keyakinan yang menyebutkan tuhan itu tiga. Mahasuci Allah dari apa yang mereka nyatakan. Allah adalah Maha Esa, tiada beranak tiada pula diperanakan. Tiada yang setara dengan-Nya.
Ekstrimitas (sikap melampaui batas) dalam kehidupan beragama bisa terjadi manakala sikap jahil atau kebodohan melekat liat pada tubuh umat. Tiada cahaya ilmu (berdasar Alquran dan Assunnah sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) yang menerangi umat.
Ekstrimitas terjadi pada era sekarang, yaitu sikap ektrim dalam memaknai ayat-ayat Allah. Sehingga, berdasar pemahamannya yang picik, sikap ghuluw seperti mudah mengkafirkan terhadap sesama muslim pun terjadi di tengah masyarakat.
Ayat di atas mengingatkan kepada kaum muslimin agar menjauhi ekstrimitas dalam bersikap, termasuk dalam perkara agama.
Ya Allah, kokohkanlah kami di atas agama-Mu, ampunilah dosa-dosa kami. Sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali hanya Engkau.
🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃
✍️ Mutiara Faidah :
Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah
#faidah #ayat #hadits #tafsir
•••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••
Allah Taala berfirman,
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا.
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang terjadi dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kalian mengatakan, "(Tuhan itu) tiga," berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagi kalian. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah untuk menjadi Pemelihara."
📚 Surah An-Nisa': 171
Sikap ghuluw (ekstrim) dalam beragama diantaranya menempatkan kedudukan seorang hamba melebihi dari kadarnya.
Nabi Isa 'alaihissalam dilekatkan padanya sebagai anak Allah sebagaimana terjadi pada kaum Nashara. Begitu pula terjadi pada kalangan Yahudi yang menempatkan Uzair sebagai anak Allah. Atau sikap dan keyakinan yang menyebutkan tuhan itu tiga. Mahasuci Allah dari apa yang mereka nyatakan. Allah adalah Maha Esa, tiada beranak tiada pula diperanakan. Tiada yang setara dengan-Nya.
Ekstrimitas (sikap melampaui batas) dalam kehidupan beragama bisa terjadi manakala sikap jahil atau kebodohan melekat liat pada tubuh umat. Tiada cahaya ilmu (berdasar Alquran dan Assunnah sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) yang menerangi umat.
Ekstrimitas terjadi pada era sekarang, yaitu sikap ektrim dalam memaknai ayat-ayat Allah. Sehingga, berdasar pemahamannya yang picik, sikap ghuluw seperti mudah mengkafirkan terhadap sesama muslim pun terjadi di tengah masyarakat.
Ayat di atas mengingatkan kepada kaum muslimin agar menjauhi ekstrimitas dalam bersikap, termasuk dalam perkara agama.
Ya Allah, kokohkanlah kami di atas agama-Mu, ampunilah dosa-dosa kami. Sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali hanya Engkau.
🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃
✍️ Mutiara Faidah :
Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah
#faidah #ayat #hadits #tafsir
•••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••